Sabtu, 16 April 2011

Resiko Kematian Menikah Usia Dini

VIVAnews - Pernikahan Ilham Mahdi al Assi
dengan seorang pria berusia 23 tahun hanya
bertahan empat hari. Bocah yang terpaksa
mengikuti tradisi keluarga di Yaman itu tewas dengan kondisi luka dalam di area genitalnya.

Kasus itu jelas mengundang murka sejumlah lembaga perlindungan anak dan hak asasi manusia. "'Elham adalah martir penyalahgunaan kehidupan anak-anak di Yaman. Ini juga contoh jelas tentang kurangnya batasan usia perkawinan," kata Sigrid Kaag, direktur regional UNICEF, seperti dikuti Daily Mail.

Kaag mengatakan, bocah itu meninggal di rumah sakit al-Thawra, Provinsi Hajja Yaman. Empat hari setelah menjalani tradisi 'perkawinan swap' di keluarganya. Di mana saudara laki-lakinya juga menikah dengan adik perempuan suaminya. Laporan medis yang dikeluarkan rumah sakit menyebut, bocah itu mengalami luka dalam dan pendarahan di organ intimnya.

"Kami sangat kecewa dengan kasus kematian yang menimpa pengantin anak di Yaman," kata Kaag. The Yaman kelompok hak asasi manusia mengatakan gadis itu menikah dalam suatu perjanjian antara dua orang untuk menikah dengan saudara masing-masing untuk menghindari harus membayar mahal-harga pengantin.

Praktik pernikahan di bawah umur di Yaman menarik perhatian kelompok HAM internasional. Selain kasus itu, pada September lalu, seorang bocah 12 tahun juga meninggal setelah berjuang selama tiga hari saat melahirkan.

Pernikahan muda umumnya terjadi di bawah kesepakatan untuk menghindari keharusan membayar mahar yang mahal. Agar tak mengeluarkan biaya mahar besar, orangtua pengantin pria akan bernegosiasi dengan orangtua mempelai wanita untuk menikahkan anak mereka lainnya.

Seperti terjadi pada Ilham Mahdi, di mana
saudara laki-lakinya juga menikah dengan adik perempuan suaminya. Ini yang seringkali membuat sejumlah mempelai wanita harus menikah di usia sangat muda demi mencegah mahar mahal saudara pria.
Memperbaiki tradisi itu tak mudah di Yaman.

Kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah menghambat upaya pendekatan untuk memberikan pemahamanan mengenai bahaya pernikahan di bawah umur.

Selain alasan mencegah mahar mahal, adat setempat juga meyakini bahwa pengantin muda dapat dibentuk menjadi seorang istri yang patuh, melahirkan banyak anak, dan dijauhkan dari
godaan. Apalagi sejumlah tokoh agama
menyerukan bahwa mereka yang menentang pernikahan muda dianggap murtad.

Februari 2009, pemerintah sempat menetapkan usia 17 tahun sebagai batas minimum untuk menikah. Tapi itu dicabut dan dikirim kembali ke panitia konstitusi di parlemen. Aturan itu diminta ditinjau kembali setelah beberapa politisi menyebutnya tidak Islami. Berdasar data Departemen Sosial Yaman, lebih dari seperempat wanita di negara itu menikah sebelum usia 15.

Share

Selasa, 22 Maret 2011

DINAMIKA KELOMPOK

Permainan Kreatif untuk tujuan perkenalan

MENJELASKAN DIRI

Tujuan:

• Agar peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan dapat saling mengenal satu sama lain

• Terciptanya suasana akrab, yang akan mempermudah interaksi diantara peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara pelatihan

Waktu: 20-30 menit

Proses:

Ini adalah cara peserta memperkenalkan diri dengan cepat dan dengan cara yang berbeda.

• Minta seluruh peserta berdiri membentuk lingkaran

• Mulai dari Fasilitator/trainer memperkenalkan diri dengan cara jalan keliling dan meyalami setiap peserta dengan menyebutkan "nama" dan dua sifat yang paling ingin ditonjolkan. Misalnya:"Hai, Saya Sugeng Raharjo, saya dermawan dan humoris"

• Minta peserta lain untuk tidak mengulang sifat yang sudah disebutkan

KARTU BERPASANGAN

(perkenalan)

Tujuan :

• peserta dan fasilitator saling mengenal dan akrab

• tercipta suasana yang mendukung untuk pelatihan yang membutuhkan partisipasi tinggi dengan memanfaatkan informasi perkenalan

Waktu : 60 menit efektif

Bahan: Kartu Berpasangan

Proses :

• Aatur duduk peserta membentuk U sejajar dengan fasilitator

• Suruh peserta menghitung dengan menyebut nomornya

• jelaskan mengenai kegiatan perkenalan, buat kesepakatan dengan peserta akan unsur yang perlu dikenalkan, dan cara berkenalan, misalnya: perkenalan hobi, nama atau pengalaman yang paling menarik dengan cara wawancara berpasangan dan lain-lain.

• Kocok kartu berpasangan dan letakkan ditengah ruangan U.

• Minta setiap peserta untuk mengambil satu kartu dan menemukan pasangannya untuk mendapatkan informasi akan hal yang diperlukan

• ajak kembali dalam kelas dan undang secara bergantian satu peserta untuk memperkenalkan pasangannya seterusnya hingga habis termasuk fasilitator

• ajak diskusi peserta mengenai perasaan saat perkenalan, apa pendapatnya tentang caranya dan jenis informasinya

Catatan: Buatlah cukup besar pada kertas yang cukup tebal dan gunting pada sisinya. Bisa menggunakan

bahasa lokal, atau peribahasa yang berpasangan. Bisa menggunakan potongan bentuk yang berpasangan

BERBURU HOBI

Tujuan:

• Agar peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan dapat saling mengenal satu sama lain

• Terciptanya suasana akrab, yang akan mempermudah interaksi diantara peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara pelatihan

Waktu: 20-30 menit

Proses:

• Beri setiap peserta lembar kertas berisi daftar hobi populer, 15-20 jenis hobi (misal: berkebun, memancing, tenis, nonton, jogging, dll).

• Beri waktu 7 menit

• Minta masing-masing peserta untuk bertanya kepada rekan-rekannya yang memilki hobi bersesuaian dalam daftar, bila cocok minta peserta tersebut memberi paraf dan menuliskan namanya

• Setelah selesai minta mereka menyampaikan kesannya dihadapan peserta lain secara sukarela

KERETA NAMA

• minta setiap orang untuk berdiri membentuk lingkaran dan sebutkan nama Anda dan menambah satu nama orang di sebelah kanan Anda

• minta orang yang di sebelah itu untuk menyebut nama Anda, namanya sendiri dan orang disebelah kanannya

• lanjutkan untuk semua orang dalam lingkaran diakhiri dengan orang terakhir mengulang semua nama

• minta orang untuk melakukn perubahan tempat di dalam lingkaran dan tantang seorang sukarelawan untuk mengulangi semua nama

PERMAINAN BOLA:

• minta setiap orang untuk berdiri membentuk lingkaran dan lemparkan bola kepada seseorang dengan menyebutkan nama Anda sendiri, nama orang yang Anda lempari bola dan nama orang lain yang harus dilempari bola selanjutnya.

• orang yang menerima bola mengulang lagi namanya sendiri, nama orang yang memintanya melempar bola dan nama orang yang dilempari bola.

Variasi:

Latihan ini pertama kali bisa dilakukan dengan kartu nama dipakai, dan diulangi ketika kartu nama sudah dilepas.

TIK TAK

Tujuan Perkenalan:

• Agar peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan dapat saling mengenal satu sama lain

• Terciptanya suasana akrab, yang akan mempermudah interaksi diantara peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara pelatihan

• Memperlancar proses penyampaian dan penerimaan materi pelatihan.

Waktu: 1 jam (60 menit)

Proses:

a. Fasilitator memandu peserta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan kepada peserta apa saja yang perlu diperkenalkan dengan kesepakatan bersama, dan disertai dengan melakukan gaya yang khas dari masing-masing peserta (berbeda satu dengan yang lain).

• Peserta diminta membuat lingkaran besar.

• Fasilitator di tengah dan menjelaskan cara permainan dengan memegang bola kertas dengan menyebut nama, alamat, jabatan dalam organisasi dan lain-lain sesuai kesepakatan, kemudian melempar bola pada salah satu peserta.

• Peserta yang mendapat lemparan bola langsung menyebut nama, alamat, jabatan dalam organisasi, dan lain-lain sesuai kesepakatan, dengan melakukan gayanya (peserta lainnya diminta memperhatikan).

• Lakukan sampai semua peserta, fasilitator dan panitia mendapat giliran untuk memperkenalkan diri disertai dengan gaya mereka masing-masing.

b. Untuk membantu saling mengingat nama teman dapat dilanjutkan dengan permainan "TIK,

TAK, dan TIK-TAK" dengan cara sebagai berikut:

• Semua peserta diminta duduk di kursi masing-masing dengan membuat lingkaran besar

dan seorang fasilitator berdiri di tengah.

• Fasilitator menjelaskan permainan sebagai berikut:

o Bila fasilitator mengatakan "TIK" sambil menunjuk seorang peserta, maka

peserta tersebut harus menyebutkan nama peserta yang duduk di sebelah

kirinya dengan disertai gaya khasnya.

o Bila fasilitator berkata "TAK" maka peserta yang ditunjuk harus menyebutkan

nama peserta yang duduk di sebelah kanannya (sambil melakukan gayanya).

o Bila fasilitator berkata "TIK-TAK" , maka semua peserta diwajibkan

berpindah tempat duduk, sementara fasilitator mencari tempat duduk yang

kosong sehingga ada seorang peserta yang tidak mendapatkan tempat

duduknya, dan dialah yang akan menggantikan fungsi fasilitator untuk

meneruskan permainan.

o Permainan dapat dilakukan 3-5 kali (sesuai waktu dan keakraban yang tercipta).

c. Fasilitator meminta tanggapan peserta tentang permainan dalam perkenalan tersebut dengan

memberi pertanyaan:

• Bagaimana kesan peserta setelah melakukan permainan?

• Pelajaran apa yang dapat diperoleh dari permainan tersebut?

d. Fasilitator mencatat pendapat peserta dan menjelaskan maksud dan tujuan permainan

perkenalan yang telah dilakukan.

BERKENALAN DENGAN HURUF AWAL

Tujuan

Peserta dapat berkenalan secara lebih kreatif sehingga menimbulkan suasana yang lebih cair untuk memulai kegiatan

Waktu

15 – 20 menit (untuk 20 peserta)

Bahan / alat

1. Kertas plano yang dipotong persegi ukuran 3×6 cm untuk ditulisi huruf capital. Huruf yang digunakan adalah sebanyak 24 huruf kecuali "x" dan "q". Namun jika kedua huruf tersebut ingin digunakan juga tidak dilarang.

2. Kertas plano persegi ukuran 10×15 cm sebanyak jumlah peserta (20 lembar)

Proses

1. Fasilitator menjelaskan kepada peserta bahwa perkenalan akan dilakukan secara tidak biasa yakni melalui pendekatan huruf awal sebagai alat membentuk kata guna memulai perkenalan diri. Huruf awal akan diundi diantara peserta.

2. Kartu-kartu huruf ditempatkan dalam sebuah wadah dan peserta satu persatu mengambil kartu menurut yang dikehendaki. Peserta tidak dapat melihat huruf apa yang akan dipilihnya.

3. Fasilitator membimbing peserta untuk menuliskan sebuah kata dari jenis apa saja yang memiliki huruf awal sama dengan huruf yang telah diundi. Kata tersebut dituliskan di kartu metaplan sebagai alat control. Contoh: peserta yang mendapat huruf awal "h" menulis dikartu metaplan kata "habis".

4. Peserta secara acak ditunjuk untuk mulai memperkenalkan diri (atau peserta lain, jika peserta sudah saling kenal) dan memulai perkenalan dengan kata yang telah ditulisnya di kartu metaplan. Contoh: peserta dengan huruf "h" dan kata "habis" harus memperkenalkan dirinya dengan cara " habis manis sepah dibuang, bukanlah merupakan sifat saya (atau teman saya). Karena itu bagi yang berminat berteman janganlah khawatir akan sifat buruk yang demikian. Khawatirkanlah sifat yang lain. Semua orang pasti senang berteman dengan saya (atau teman saya) sebab seumur saya yang 35 tahun ini belum ada yang menolak jadi teman, biasanya mereka akan mengingat saya (atau teman saya) dengan nama Darmawan"

5. Fasilitator kemudian meminta peserta tersebut untuk menunjukkan kartu huruf dan kartu katanya. Selanjutnya peserta yang sudah memperkenalkan diri menunjuk peserta lain untuk memperkenalkan diri.

6. Perkenalan dilanjutkan sampai semua peserta telah berkenalan.

Diskusi (Kalau diperlukan)

1. Apakah masing2 peserta dapat memperkenalkan dirinya atau temannya dengan mudah?

Kenapa?

2. Kesulitan apa yang dialami peserta pada saat berkenalan?

3. Apakah komentar peserta tentang hal tersebut?

Refleksi (kalau diperlukan)

1. Dalam kehidupan sehari – hari manusia cenderung untuk tidak menjadi unik atau menonjolkan keunikannya. Manusia cenderung untuk menjadi sama dengan kelompoknya agar dapat diterima di dalam kelompok. Padahal dengan demikian manusia telah mengurangi sebagian besar potensi yang dimilikinya yakni menjadi kreatif.

2. Cara berkenalan yang berbeda cenderung meninggalkan kesan yang lebih kuat tentang teman baru dari pada cara yang biasa saja.


--------
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Share

ce Breaker dalam Pembelajaran

Game untuk menghangatkan, kerjasama dan komunikasi

============================

1. Badai Berhembus (The Great Wind Blows)

Strategi ini merupakan icebreaker yang dibuat cepat yang membuat para peserta latihan bergerak tertawa. Strategi tersebut merupakan cara membangun team yang baik dan menjadikan para peserta lebih mengenal satu sama lain.

Langkah-langkah :

Aturlah kursi –kursi ke dalam sebuah lingkaran. Mintalah peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan.

Jelaskan kepada peserta aturan permainan, untuk putaran pertama pemandu akan bertindak sebagai angin.

Pemandu sebagai angin akan mengatakan ' angin berhembus kepada yang memakai – misal : kacamata' (apabila ada beberapa peserta memakai kacamata).

Peserta yang memakai kacamata harus berpindah tempat duduk, pemadu sebagai angin ikut berebut kursi.

Akan ada satu orang peserta yang tadi berebut kursi, tidak kebagian tempat duduk. Orang inilah yang menggantikan pemandu sebagai angin.

Lakukan putaran kedua, dan seterusnya. Setiap putaran yang bertindak sebagai angin harus mengatakan 'angin berhembus kepada yang …………. (sesuai dengan karakteristik peserta, misal : baju biru, sepatu hitam, dsb)

 

============================

2. Lempar spidol

Permainan ini bertujuan untuk menghangatkan suasana dan menghilangkan kekakuan antar peserta dan pemandu dan antar peserta sendiri . Pelajaran yang bisa dipetik dari permainan ini adalah perlunya sikap hati–hati dan cepat tanggap.

Langkah–langkah :

Mintalah semua peserta berdiri bebas di depan tempat duduk masing-masing.

Minta peserta bertepuk tangan ketika Anda melemparkan spidol ke udara, dan pada saat spidol Anda tangkap lagi dengan tangan, semua peserta serta merta diminta berhenti bertepuk tangan. Ulangi sampai beberapa kali.

Ulangi proses ke-2 dengan tambahan selain bertepuk tangan juga bersenandung. ( bergumam ) : "Mmmmm….!".

Ulangi proses ke–3 ini beberapa kali, dan setiap kali semakin cepat gerakannya, kemudian akhiri dengan satu anti klimaks : spidol Anda tidak dilambungkan, tapi hanya melambungkan tangan seperti akan melambungkannya ke atas (gerk tipu yang cepat !). amati : apakah peserta masih bertepuk tangan dan bergumam atau tidak ?

Mintalah tanggapan dan kesan, lalu diskusikan dan analisa bersama kemudian simpulkan.

============================

3. Sepatu Lapangan :

Permainan ini bermanfaat untuk mendorong proses kerjasama Tim, bahwa dalam sebuah Tim setiap orang akan belajar mendengar pendapat orang lain dan merekam masing-masing pendapat secara cermat dalam pikirannya, sebelum memutuskan pendapat apa yang terbaik menurut kelompok.

Langkah – langkah :

Bagilah peserta ke dalam kelompok – kelompok kecil ( 5 – 6 orang ), 1 orang akan menjadi pembicara kelompok.

Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di 'lapangan' dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan (waktunya sekitar 5 menit)

Mintalah pembicara kelompok untuk mengingat pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap orang di kelompoknya masing-masing.

Mintalah pembicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ini seklaigus memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa pendapat orang – orang tersebut mengenai topik diskusi di atas.

Setelah semua kelompok selesai, kemudian diskusikan : Apakah pembicara telah menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara tepat ? Apa yang dikurangi? Apa yang ditambah ? Apa yang tidak tepat.

============================

4. Kompak

Permainan ini bermanfaat untuk menghangatkan suasana dan membentuk suasana kerja dalam Tim.

Langkah–langkah :

Jelaskan kepada peserta aturan permainan ini

Bagilah peserta ke dalam 5 – 6 kelompok, yang penting satu kelompok terdiri dari 6 orang.

Mintalah masing – masing kelompok untuk membuat lingkaran dan satu orang anggota dari masing-masing kelompok untuk berdiri di tengah – tengah kelompoknya.

Katakana bahwa permainan ini untuk mnguji kita , apakah di antara teman-teman dalam kelompok itu saling percaya kepada TIM KERJA KITA. Yang berdiri di tengah harus menutup matanya, dengan ditutup kain, kemudian menjatuhkan diri secara bebas kea rah mana saja.

Sementara itu teman-teman dalam kelompoknya melingkar dan harus bertanggungjawab atas keselamatan teman yang di tengah tadi, karena permainan ini bisa – bisa akan memakan korban, maka jika yang di tenagh menjatuhkan diri kepadanya dia harus siap dan bertanggungjawab untuk menahan dan melemparkannya kepada teman yang lain. Begitu seterusnya, dan minta siapa yang di tengah bisa bicara dengan cara bergiliran .

============================

5. Bercermin

Langkah–langkah :

Minta setiap peserta untuk berpasangan, 1 orang menjadi bayangan di cermin dan 1 orang menjadi seseorang yang sedang berdandan di depan cermin.

Bayangan harus mengikuti gerak – gerik orang yang berdandan.

Keduanya harus bekerja sama agar bisa bergerak secara kompak dengan kecepatan yang sama.

Minta peserta untuk mendiskusikan apa pesan dalam permainan ini.

============================

Ahmadsudrajat.wordpress.com
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Share

Minggu, 20 Maret 2011

spirit for member

selau tunjukan kreatifitas untuk terus berkarya,,
majulah kerta wibawa
Share

new arrival
Share

Sabtu, 19 Maret 2011

NEW COMER

GO FOR FIRST SPIRIT
Share

Selasa, 15 Maret 2011

Kantor Baru Pengalaman Baru

Desa Wanakerta, 6 Maret 2011 - Setelah sukses mengadakan rapat mingguan pertama di balai kesehatan desa wanakerta, seluruh pengurus dan anggota PIK Remaja Kerta wibawa pada hari minggu tanggal 6 maret 2011 mulai membersihkan ruangan PIK Remaja pemberian kepala desa wanakerta ( Bpk. Sa'I. ) Untuk dipakai dalam kegiatan organisasi pik remaja kerta wibawa.

Ruangan yang sempat dipakai untuk ruangan PAUD ( pendidikan agama usia dini ) kini di gunakan untuk keperluan kegiatan PIK Remaja Kerta wibawa. Dengan semangat kebersamaan dan jiwa sosial yang tinggi ruangan yang semula berdebu dan kotor disulap menjadi ruangan yang layak huni.

Kegiatan bersih-bersih ruangan yang di mulai dari pukul 10.00 wib sampai pukul 12.00 wib ini dilanjutkan dengan acara makan bersama dengan nasi liwet bikinan anak perempuan PIK Remaja kerta wibawa. Tak ayal acara yang sempat menguras tenaga tersebut berakhir dengan muka ceria dari seluruh pengurus dan anggota setelah melakukan santap bersama.

(N/S)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Share